DOSEN : HENNY WIRAWAN
Sejak jatuhnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1988 dan dimulainya sebuah masa yang disebut era reformasi, media massa tumbuh pesat. Umumnya koran, tabloid, dan majalah yang tidak dapat bertahan adalah mereka yang mengkhususkan perhatiannya pada bidang politik dan ekonomi seperti tabloid Fetak, koranMonitor, majalah Prospek, majalah Tiras, majalah DR, dan masih banyak lagi.
Media cetak yang terbit sebelum era reformasi dan menjadikan pembaca dewasa sebagai targetnya yang masih hidup, misalnya majalah Popular, sementara media yang baru muncul pada awal reformasi dengan penyajian seputar seks dan seksualitas baik melalui gambar dan kata adalah tabloid Pop, Bos, dan Koran Lampu Merah.
Rendahnya kualitas jurnalisme yang dipengaruhi budaya patriarki serta sedikitnya jurnalis perempuan dipercaya menyumbang pada hasil karya jurnalistik yang merendahkan perempuan. Penggambaran perempuan di dalam media massa masih mencerminkan sterotipe-sterotipe tertentu seperti : perempuan yang baik adalah perempuan yang bisa membagi waktu antara karir dan keluarga, ibu rumah tangga yang mampu mendorong suami hingga sukses. Wanita lajang dan janda hampir selalu mendapatkan penggambaran buruk dalam media. Media massa berperan penting dalampembentukan opini publik baik yang positif maupun yang negatif.
DIBUAT OLEH : DITHA ANGGRAENI (915080124)
0 komentar:
Posting Komentar