DOSEN : AGUS SUDIBYO
14 SEPTEMBER 2011
jurnalisme warga adalah jurnalisme yang menempatkan warga sebagai subjek. warga secara aktif-partisipatoris terlibat dalam proses pencarian, pengolahan, dan penyajian informasi. setiap warga negara dapat menjadi informan sekaligus jurnalis. warga tidak hanya menjadi penonton, namun jadi peserta aktif dalam diskusi dan problem solving di ruang publik media.
Seorang jurnalis harus memiliki nilai-nilai berita sebagai berikut dalam penulisan dan penyampaian informasinya kepada khalayak yaitu:
1. Aktualitas
2. Akurasi
3. Keberimbangan
4. Relevansi
5. Signifikansi
6.Prominensi
7. Magnitude
8. Proksimitas
9. Kompetensi Sumber
Selain itu seorag jurnalis juga memiliki kode etik dalam penyampaian informasinya, yaitu:
1. Tidak Berprasangka
2. Mengandung Konfirmasi
3. Tidak Sarkastis, Sadistis, dan Pornografis
4. Mengandung bahasa yang benar
5. Bedasarkan Fakta
6. Tidak Beropini
7. Akurasi Data, Fakta, Ilustrasi
Semakin banyaknya medium penyebaran informasi, membuat banyak warga masyarakat membuat sebuah berita yang mereka ketahui dan bisa saja bedasarkan pengalaman pribadi mereka. terkadang informasi yang diberikan oleh citizen journalism kepada masyarakat bisa lebih cepat disebarkan ke khalayak banyak di bandingkan dengan pengambilan berita yang di lakukan oleh wartawan. hal ini di karenakan banyaknya media yang mudah untuk di akses dan juga mudah dalam menyebarkan informasi ke semua orang.
Mengapa harus Citizen Journalism?Semakin banyaknya medium penyebaran informasi, membuat banyak warga masyarakat membuat sebuah berita yang mereka ketahui dan bisa saja bedasarkan pengalaman pribadi mereka. terkadang informasi yang diberikan oleh citizen journalism kepada masyarakat bisa lebih cepat disebarkan ke khalayak banyak di bandingkan dengan pengambilan berita yang di lakukan oleh wartawan. hal ini di karenakan banyaknya media yang mudah untuk di akses dan juga mudah dalam menyebarkan informasi ke semua orang.
Keterbatasan warga dalam mengakses media membuat ruang media sebagai ruang publik yang elitis, pemilihan narasumber yang elitis, pemilihan isu yang elitis, mejadikan masyarakat hanya sabagai penonton pasif, bukan pelaku peristiwa.
AUTISME MEDIA
Media yang asyik dengan dirinya sendiri menentukan segala prioritas pemberitaan pertama-tama bedasarkan agenda, nilai, orientasi, dan keyakinannya sendiri, bukan bedasarkan minat, kepentingan , dan kebutuhan pembaca. Sekarang ini, media tidak benar-benar menyadari pelibatan publik dalam penentuan agenda setting media sebagai konsekuensi status ruang publik.
sumber : www.google.com
DIBUAT OLEH : DITHA ANGGRAENI (915080124)
0 komentar:
Posting Komentar