Dosen : Paulus Widianto
21 September 2011

Penyiaran merupakan suatu bagian kecil dari suatu arus komunikasi massa. Walaupun hanya sebagian, namun penyiaran tetap tidak bisa dilepaskan dengan unsur komunikasi dalam masyarakat. Penyiaran mampu membentuk suatu opini publik bahkan mengarahkan kepada publik ke suatu nilai tertentu untuk bisa berpihak kepada nilai tersebut. Penyiaran mampu membuat suatu movement society yang cukup berpengaruh.


 1. Lembaga Industri : Lembaga industri yang terdapat dalam dunia penyiaran.

2. Perizinan : Suatu organisasi pastinya memiliki perizinan untuk membangun sebuah usaha. Perizinan pun ada 
   yang legal dan ilegal. Legal dimana perizinan tersebut resmi sedangkan ilegal dimana perizinan tersebut tidak 
    resmi.
3. Kepemilikan : Contohnya badan hukum.
4. Isi atau content : contohnya  berita, talk show, variety show, entertainment, music show, dan comedy.
5. Infrakstruktur merupakan komponen pendukung. Contohnya antena, pemancar, internet, gedung, satelit,gelombang elektromagnetik, satelit, dll
6. Organisasi bisnis, contohnya : pendapatan iklan dan sponsor.
7. SDM atau kelompok profesi, contohnya editor, pemimpin redaksi, produser, wartawan.
8. Pasar yaitu pasar lokal dan transnasional.
9. Audience merupakan khalayak yang dapt dibagi melalui umur, jenis kelamin, status sosial, lokasi.
10. Regulator yaitu pengatur penyiaran. Contohnya : KPI, pemerintah, KPPU (Komisi Pngawasan Persaingan  
      Usaha)

Nama : Ditha Anggraeni
Nim : 915080124

DOSEN :  AGUS SUDIBYO
14 SEPTEMBER 2011

jurnalisme warga adalah jurnalisme yang menempatkan warga sebagai subjek. warga secara aktif-partisipatoris terlibat dalam proses pencarian, pengolahan, dan penyajian informasi. setiap warga negara dapat menjadi informan sekaligus jurnalis. warga tidak hanya menjadi penonton, namun jadi peserta aktif dalam diskusi dan problem solving di ruang publik media.


 Seorang jurnalis harus memiliki nilai-nilai berita sebagai berikut dalam penulisan dan penyampaian informasinya kepada khalayak yaitu:
1. Aktualitas
2. Akurasi
3. Keberimbangan
4. Relevansi
5. Signifikansi
6.Prominensi
7. Magnitude
8. Proksimitas
9. Kompetensi Sumber

   Selain itu seorag jurnalis juga memiliki kode etik dalam penyampaian informasinya, yaitu:
1. Tidak Berprasangka
2. Mengandung Konfirmasi
3. Tidak Sarkastis, Sadistis, dan Pornografis
4. Mengandung bahasa yang benar
5. Bedasarkan Fakta
6. Tidak Beropini
7. Akurasi Data, Fakta, Ilustrasi

   Semakin banyaknya medium penyebaran informasi, membuat banyak warga masyarakat membuat sebuah berita yang mereka ketahui dan bisa saja bedasarkan pengalaman pribadi mereka. terkadang informasi yang diberikan oleh citizen journalism kepada masyarakat bisa lebih cepat disebarkan ke khalayak banyak di bandingkan dengan pengambilan berita yang di lakukan oleh wartawan. hal ini di karenakan banyaknya media yang mudah untuk di akses dan juga mudah dalam menyebarkan informasi ke semua orang. 
Mengapa harus Citizen Journalism?
Keterbatasan warga dalam mengakses media membuat ruang media sebagai ruang publik yang elitis, pemilihan narasumber yang elitis, pemilihan isu yang elitis, mejadikan masyarakat hanya sabagai penonton pasif, bukan pelaku peristiwa.


AUTISME MEDIA
 Media yang asyik dengan dirinya sendiri menentukan segala prioritas pemberitaan pertama-tama bedasarkan agenda, nilai, orientasi, dan keyakinannya sendiri, bukan bedasarkan minat, kepentingan , dan kebutuhan pembaca. Sekarang ini, media tidak benar-benar menyadari pelibatan publik dalam penentuan agenda setting media sebagai konsekuensi status ruang publik.



sumber : www.google.com


DIBUAT OLEH : DITHA ANGGRAENI (915080124)

DOSEN : HENNY WIRAWAN



Sejak jatuhnya Presiden Soeharto  pada 21 Mei 1988 dan dimulainya sebuah masa yang disebut era reformasi, media massa tumbuh pesat. Umumnya koran, tabloid, dan majalah yang tidak dapat bertahan adalah mereka yang mengkhususkan perhatiannya pada bidang politik dan ekonomi seperti tabloid Fetak, koranMonitor, majalah Prospek, majalah Tiras, majalah DR, dan masih banyak lagi.

Media cetak yang terbit sebelum era reformasi dan menjadikan pembaca dewasa sebagai targetnya yang masih hidup, misalnya majalah Popular, sementara media yang baru muncul pada awal reformasi dengan penyajian seputar seks dan seksualitas baik melalui gambar dan kata adalah tabloid Pop, Bos, dan Koran Lampu Merah.



Rendahnya kualitas jurnalisme yang dipengaruhi budaya patriarki serta sedikitnya jurnalis perempuan dipercaya menyumbang pada hasil karya jurnalistik yang merendahkan perempuan. Penggambaran perempuan di dalam media massa masih mencerminkan sterotipe-sterotipe tertentu seperti : perempuan yang baik adalah perempuan yang bisa membagi waktu antara karir dan keluarga, ibu rumah tangga yang mampu mendorong suami hingga sukses. Wanita lajang dan janda hampir selalu mendapatkan penggambaran buruk dalam media. Media massa berperan penting dalampembentukan opini publik baik yang positif maupun yang negatif.


DIBUAT OLEH : DITHA ANGGRAENI (915080124)

About this blog

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.